Kamis, 25 Juli 2013

Beauveria bassiana


CENDAWAN Beauveria bassiana Vuill. SEBAGAI ENTOMOPATOGEN

Surtikanti
Balai Penelitian Tanaman Serealia

Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada serangga hama tanaman dinamakan entomopatogen. B. Bassiana adalah cendawan entomopatogen yang mempunyai potensi mengendalikan serangga tanaman. Menurut Mangoendiharjo (2001), B.bassiana tergolong polipag dapat menginfeksi spesies hama dari ordo yang berbeda seperti wereng coklat, walang sangit, penggerek batang. Gejala larva yang sakit terinfeksi ditandai dengan adanya penurunan selera makan, gerakan tidak terarah, cenderung lamban. Bila diamati dibawah mikroskop akan terlihat bintik hitam pada kutikula yang merupakan terjadinya penetrasi cendawan. 
Cendawan Beauveria bassiana Vuill. tergolong dalam klas Deuteromycetes (fungi : Imperfekti), ordo Moniliales, famili Moniliaceae. Pertumbuhan dalam media berbentuk koloni berwarna putih seperti kapas. Konidiofor yang fertil bercabang-cabang secara zigzag, dan pada bagian ujungnya terbentuk spora (konidia). Konidia bersel satu, berbentuk bulat sampai oval berukuran 2 – 3 mikron. Hifanya dalam koloni berwarna putih berukuran 2 – 4 mikron (Tanada dan Kaya, 1993). Suhu optimal untuk pertumbuhan cendawan B. Bassiana yaitu 20-30oC dan suhu kritisnya 5oC dan 35oC. Jika terjadi kenaikkan suhu sampai 55oC selama 10 menit, spora cendawan B. Bassiana pada isolat LaHh masih mampu berkecambah sampai 14,67%. Kelembaban nisbi yang diperlukan 70-100% dan pH 3,5-8,5 optimum 6-7 (Suharto et al, 1998).
Sistem kerjanya yaitu spora cendawan B. bassiana masuk ketubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Selain itu inokulum cendawan yang menempel pada tubuh serangga inang dapat berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kutikula  tubuh serangga. Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Cendawan ini selanjutnya akan mengeluarkan racun beauverin yang membuat kerusakan jaringan tubuh serangga. Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Setelah itu, miselia cendawan akan tumbuh ke seluruh bagian tubuh serangga. Serangga yang terserang cendawan B. bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi yang tertutupi oleh benang-benang hifa berwarna putih.
Beberapa keunggulan cendawan patogen serangga B. bassiana sebagai pestisida hayati yaitu selektif terhadap serangga sasaran sehingga tidak membahayakan serangga lain bukan sasaran, seperti predator, parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga berguna lebah madu. Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun pada aliran air alami. Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
Mangoendiharjo,S. 2001. Peluang dan tantangan dalam produksi massal serta pemasaran agens pengendalian hayati serangga hama, Simposium Pengendalian Hayati Serangga, Sukamandi, 14-15 Maret 2001. Hal.9-27.
Suharto, E.B., Trisusilowati, dan H.Purnomo. 1998. Kajian aspek fisiologik B. bassoana dan virulensinya terhadap Helicoverpa armigera. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan , Faak. Pertanian UGM.112 – 119.
 Tanada,Y. and H.K. Kaya. 1993. Insect Pathology. Academic Press. Inc. Harcourt Brace Jovanovich, Publishers San Diego. Hal. 320 – 364.