CENDAWAN Beauveria bassiana Vuill. SEBAGAI
ENTOMOPATOGEN
Surtikanti
Balai Penelitian Tanaman Serealia
Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada serangga
hama tanaman dinamakan entomopatogen. B.
Bassiana adalah cendawan entomopatogen yang mempunyai potensi mengendalikan
serangga tanaman. Menurut Mangoendiharjo (2001), B.bassiana tergolong polipag dapat menginfeksi spesies hama dari
ordo yang berbeda seperti wereng coklat, walang sangit, penggerek batang.
Gejala larva yang sakit terinfeksi ditandai dengan adanya penurunan selera
makan, gerakan tidak terarah, cenderung lamban. Bila diamati dibawah mikroskop
akan terlihat bintik hitam pada kutikula yang merupakan terjadinya penetrasi
cendawan.
Cendawan Beauveria bassiana Vuill. tergolong
dalam klas Deuteromycetes (fungi : Imperfekti), ordo Moniliales, famili
Moniliaceae. Pertumbuhan dalam media berbentuk koloni berwarna putih seperti
kapas. Konidiofor yang fertil bercabang-cabang secara zigzag, dan pada bagian
ujungnya terbentuk spora (konidia). Konidia bersel satu, berbentuk bulat sampai
oval berukuran 2 – 3 mikron. Hifanya dalam koloni berwarna putih berukuran 2 –
4 mikron (Tanada dan Kaya, 1993). Suhu
optimal untuk pertumbuhan cendawan B.
Bassiana yaitu 20-30oC dan suhu kritisnya 5oC dan 35oC.
Jika terjadi kenaikkan suhu sampai 55oC selama 10 menit, spora
cendawan B. Bassiana pada isolat LaHh
masih mampu berkecambah sampai 14,67%. Kelembaban nisbi yang diperlukan 70-100%
dan pH 3,5-8,5 optimum 6-7 (Suharto et al,
1998).
Sistem
kerjanya yaitu spora cendawan
B. bassiana masuk ketubuh serangga inang melalui
kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Selain itu inokulum cendawan yang menempel pada tubuh
serangga inang dapat berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah,
kemudian masuk menembus kutikula tubuh serangga. Penembusan dilakukan secara
mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Cendawan ini selanjutnya akan
mengeluarkan racun beauverin yang membuat kerusakan jaringan tubuh serangga.
Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Setelah itu, miselia cendawan akan tumbuh ke seluruh
bagian tubuh serangga. Serangga yang terserang cendawan B.
bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti
mumi yang tertutupi oleh benang-benang hifa
berwarna putih.
Beberapa keunggulan cendawan
patogen serangga B. bassiana sebagai pestisida hayati yaitu selektif terhadap serangga sasaran
sehingga tidak membahayakan serangga lain bukan sasaran, seperti predator,
parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga berguna lebah madu. Tidak
meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun pada
aliran air alami. Tidak
menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Mangoendiharjo,S.
2001. Peluang dan tantangan dalam produksi massal serta pemasaran agens
pengendalian hayati serangga hama, Simposium Pengendalian Hayati Serangga,
Sukamandi, 14-15 Maret 2001. Hal.9-27.
Suharto,
E.B., Trisusilowati, dan H.Purnomo. 1998. Kajian aspek fisiologik B. bassoana dan virulensinya terhadap Helicoverpa armigera. Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan , Faak.
Pertanian UGM.112 – 119.
Tanada,Y. and H.K. Kaya. 1993. Insect Pathology. Academic
Press. Inc. Harcourt Brace Jovanovich, Publishers San Diego. Hal. 320 – 364.